Gugun( 32), pengelola warteg yang viral gegara kerap dibayar kurang mengatakan peristiwa yang menimpanya. Tidak hanya sering merugi, Gugun menguak karyawannya sempat dikeroyok oleh 10 orang lantaran tidak ingin berikan makan.
Gugun awal mulanya menceritakan lebih dari 5 orang yang sering tiba ke wartegnya tetapi membayar sesukanya.” Dihitung- hitung sih ya lebih dari 5 lah,” ucap Gugun ditemui di Jalan. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu( 4/ 5/ 2024).
Setelah itu, Gugun sendiri telah sempat menegur pelanggan nakal itu dengan tidak melayani mereka. Tetapi, karyawannya malah dihajar oleh 10 orang.
” Jika dibilang belum sempat ya waktu itu sempat tidak dikasih, eh pembantu aku( yang jaga warteg) sempat dihajar sama 10 orang. Malahan ayah aku sendiri yang hampir- hampiran( dihajar). Jadi ia malah membawa pasukan lah jika dibilang, jika tidak terima itu,” katanya.
Dengan berat hati, dia juga masih terus melayani para pelanggan nakal itu karena dirinya yang khawatir peristiwa seragam hendak kembali terulang.
Warteg yang dikelola oleh Gugun kepunyaan bapaknya ini sendiri sudah berdiri semenjak tahun 2016. Baru di masa- masa covid lah puncak para pelanggan nakal itu mulai gempar berdatangan.
” Sesungguhnya dari dini buka warteg pula udah terdapat, cuman puncaknya itu cocok waktu covid. Emang udah dari lama banget,” tutupnya.
Tantangan Perlindungan Warteg Hak Tenaga Kerja
Kasus ini menyoroti tantangan besar dalam perlindungan hak tenaga kerja di Indonesia. Meskipun telah ada undang-undang yang mengatur hak-hak tenaga kerja, implementasinya masih sering kali terhambat oleh berbagai faktor, termasuk minimnya pengawasan dan penegakan hukum yang lemah.
Upaya Penyelesaian
Pemerintah dan berbagai pihak terkait perlu melakukan langkah konkret untuk meningkatkan perlindungan terhadap hak tenaga kerja, termasuk peningkatan pengawasan terhadap praktik-praktik yang merugikan karyawan dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran hak tenaga kerja.
Kesimpulan
Kasus pemilik warteg viral yang dibayar kurang dan terlibat dalam tindak kekerasan mengingatkan kita akan pentingnya perlindungan hak tenaga kerja dan keadilan di tempat kerja. Masyarakat dan pemerintah perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap pekerja memiliki akses terhadap hak-haknya dan bahwa pelanggaran terhadap hak tenaga kerja tidak lagi dianggap sepele.